Sabtu, 28 Maret 2020

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL SHARED
DI SEKOLAH DASAR

Dr. Risda Amini, M.P1, Abdika Alhakiki2


Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, 
Universitas Negeri Padang

Abstrak
Pembelajaran terpadu dipandang sebagai sebuah inovasi dari perubahan kurikulum yang sangat penting terutama bagi Sekolah Dasar. Salah satu model dalam Pembelajaran Terpadu adalah Shared. Tujuan penulisan artikel ini ialah untuk mengetahui dampak yang dari penerapan Pembelajaran Terpadu Model Shared di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review dengan mengkaji dari penelitian terdahulu dan teori-teori relevan yang dirangkum, dianalisis, dan ditarik kesimpulan. Hasil yang diperoleh yaitu Pembelajaran Terpadu Model Shared memberikan pengaruh dalam belajar siswa berupa perubahan konsistensi konsep siswa, dari sebelumnya tidak tahu konsep menjadi tahu konsep yang benar dan peningkatan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: pembelajaran terpadu, model shared, sekolah dasar

Abstract
Integrated learning is seen as an innovation from curriculum changes which is very important especially for elementary schools. One of model in Integrated Learning is Shared. The purpose of this article discussion is intended to study the thoughts that apply the Integrated Learning Sharing Model in elementary school. The research method used is a literature review by reviewing published research and relevant theories summarized, analyzed, and drawn conclusions. The results obtained are the Integrated Learning Sharing Model distributed influence in student learning that involves changing student concepts, from not knowing the concept to knowing the correct concept and improving student learning outcomes.

Keywords: integrated learning, sharing model, elementary school



PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hak yang dimiliki setiap warga Negara dan harus dipenuhi. Pendidikan merupakan cerminan dari majunya suatu bangsa, dan merupakan suatu identitas kepribadian bangsa (Saifudin et al., 2017). Seseorang yang menempuh pendidikan tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan saja, namun juga membentuk sebuah pola pikir yang maju serta membentuk manusia yang berkarakter.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia saat ini menerapkan Kurikulum 2013. Amini (2017) mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi, berfokus pada pengembangan kompetensi tertentu, serta menekankan pada kompetensi lulusan dengan karakter yang mulia, terampil, dan proses pembelajaran yang terintegrasi atau terpadu. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk belajar secara holistic, tanpa terlihat jelas pemisahan subjek pelajarannya (Elder & Smyth, 1996).
Hal ini sesuai dengan cara belajar siswa sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu  kesatuan yang utuh (holistik), mereka tidak melihat semua itu secara parsial (terpisah-pisah). Namun, ketika memasuki situasi belajar secara formal di bangku sekolah dasar, mereka disuguhi oleh berbagai ilmu atau mata pelajaran yang terpisah satu sama  lain sehingga mereka terkadang mengalami kesulitan untuk memahami  dan mengaitkan setiap fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya. Hernawan & Resmini (2015) pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian berbagai mata pelajaran tersebut menyebabkan kesulitan bagi setiap anak karena hanya akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifisial atau pengalaman belajar yang dibuat-buat.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Pendidikan di Indonesia melakukan inovasi dengan mengubah penyajian pembelajaran yang mulanya dilakukan secara terpisah menjadi pembelajaran yang terpadu. Pembelajaran terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang kompleks yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh. Dengan pembelajaran terpadu siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna (Hernawan & Resmini, 2015). Salah satu model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan ialah Model Shared (Fogarty, 1991).
Priscylio & Anwar (2019) mengemukakan Pembelajaran Terpadu Model Shared merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap. Topik dan unit dari dua disiplin terkait menawarkan kemungkinan integrasi yang kaya dengan mengidentifikasi konsep dasar, keterampilan, dan sikap yang tumpang tindih. Misalnya, IPA dan Bahasa Indonesia. Fogarty (1991) menyatakan karakteristik Pembelajaran Terpadu Model Shared yaitu menggabungkan dua mata pelajaran, memiliki konsep, sikap dan keterampilan yang sama, serta menggunakan konsep tumpang tindih. Model ini banyak digunakan pada pembelajaran studi sosial masyarakat dan medis. Namun, dapat pula diterapkan dalam pembelajaran di sekolah terutama di sekolah dasar. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas mengenai penerapan Pembelajaran Terpadu Model Shared di sekolah dasar.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah literature review atau tinjauan pustaka. Hal-hal yang dilakukan ialah mengevaluasi dan mengkaji dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai Pembelajaran Terpadu Model Shared di sekolah dasar disertai dengan teori-teori yang mendukung untuk dirangkum dan dianalisis hingga ditarik kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran terpadu dipandang sebagai sebuah inovasi dari kurikulum yang sangat penting terutama bagi Sekolah Dasar. Sebagaimana dikemukakan Government of Ireland dalam (Ellis & Bond, 2018)
“For the young child, the distinctions between subjects are not relevant: what is more important is that he or she experiences a coherent learning process that accommodates a variety of elements. It is important, therefore, to make connections between learning in different subjects. As they mature, integration gives children’s learning a broader and richer perspective, emphasises the interconnectedness of knowledge and ideas and reinforces the learning process.”
Pernyataan tersebut mengartikan bahwa pada dasarnya pembelajaran terpadu sangat baik untuk diterapkan dalam pendidikan sekolah dasar. Perbedaan antar mata pelajaran bukanlah suatu yang penting melainkan proses belajar yang koheren dan mengaitkan atau mengoneksikan berbagai elemen di berbagai mata pelajaran sebagai suatu yang utuh (Nugraha et al., 2019). Sehingga ketika dewasa, mereka dapat belajar dalam perspektif yang lebih luas dan lebih kaya ilmu serta mampu mengaitkan pengetahuan dan ide sekaligus memperkuat proses pembelajaran.
Mulai tahun 2013 pemerintah menerapkan kurikulum baru sebagai penyempurnaan kurikulum KTSP pada tahun 2006. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik terintegrasi (Nurwatni & Amini, 2019). Salah satu model pembelajaran terpadu yang sering digunakan adalah Shared. Fogarty (1991) menyatakan bahwa Pembelajaran Terpadu Model Shared merupakan gabungan dari dua mata pelajaran yang berbeda dengan melihat konsep, sikap dan keterampilan yang sama. Sehingga dengan penggabungan kedua mata pelajaran tersebut diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang utuh serta kebermaknaan dalam pembelajaran dan adanya saling keterhubungan dari satu konsep dengan konsep yang lain.
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Ekapti & Ahied (2016), setelah dilakukan proses Pembelajaran Terpadu Model Shared pada pelajaran IPA menggunakan metode weak experiment dengan The One Group Pretest-Posttest Design, tanpa kelas kontrol. Treatment yang diberikan ialah dengan mengaitkan dua buah konsep yang saling berisan yaitu konsep tekanan pada fisika dan konsep tekanan pada biologi. Kedua konsep ini memiliki keterpaduan yang dapat disajikan langsung dalam kegiatan pembelajaran. Langkah yang digunakan ialah  1)  pemberian rangsangan/stimulasi,  2)  pernyataan  atau identifikasi masalah, 3) pengumpulan data, 4) pengolahan data, 5) pembuktian, 6) menarik kesimpulan  atau  generalisasi.
Hasil yang diperoleh ialah perubahan konsistensi konsep siswa, dari sebelumnya tidak tahu konsep menjadi tahu konsep yang benar. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya rerata hasil konsepsi siswa yang awalnya hanya sebesar 20,05% pada pretest menjadi 66,01% pada posttest. Selain itu, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan perubahan tertinggi yaitu pada sub konsep percobaan-percobaan yang menjelaskan hukum-hukum pada konsep tekanan baik pada zat padat, zat cair, maupun zat gas yaitu sebesar 58,59%. Selain itu, secara keseluruhan siswa dapat dikatakan mengalami perubahan yang signifikan untuk semua subkonsep setelah dilakukan pembelajaran terpadu tipe shared dilihat dari nilai π‘ΏπŸ melalui Uji Mcnemar. Berdasarkan penjelasan tersebut dan sesuai dengan hasil perhitungan π‘ΏπŸ dapat diketahui bahwa siswa dalam kelas tersebut mengalami perubahan konsistensi konsep tekanan sebelum dan sesudah perlakuan, sesuai dengan hasil perhitungan uji McNemar (31.14) > (5,02) pada tabel dengan taraf kepercayaan Ξ± = 0,05.
Penelitian lain dilakukan oleh Nikmah, Nuroso, & Reffiane (2019) dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Berbantu Media Pop- Up Book Terhadap Hasil Belajar dengan membandingkan hasil dari kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 2 hari pada kelas kontrol dan 2 hari pada kelas eksperimen pada tema 8 materi Daerah Tempat Tinggalku yang masing masing kelas mendapatkan 2 kali pembelajaran. Hasil yang diperoleh yaitu Pembelajaran Terpadu Model Shared berbantu Media Pop-Up Book berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada kelas IV SDN Sukorejo 02 Semarang. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest lebih tinggi dari pada nilai pretest yaitu setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran tipe shared, selain itu diperkuat dengan hasil perhitungan uji t diperoleh thitung untuk hasil belajar sebesar 2,135 dan ttabel sebesar 1,711 karena thitung (2,135) > ttabel (1,711) maka hal ini menunjukkan bahwa uji t hasil belajar signifikan.
  Hasil dari pretest pada penelitian ini ditunjukkan dengan diagram berikut.
 

Gambar 1 Jumlah Ketuntasan
Gambar 1 menunjukkan bahwa pada pretest kelas kontrol sebesar 13,3 % siswa tuntas dan 86,6 % siswa tidak tuntas. Diiringi dengan pretest kelas ekperimen dimana sebesar 10% siswa tuntas dan 90% siswa tidak tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perbedaan pretest kedua kelas tidak terlalu jauh. Kemudian setelah diberikan perlakuan (treatment) pada kelas eksperimen menggunakan Pembelajaran Terpadu Model Shared berbantu Media Pop-Up Book hasil posttest yang diperoleh yaitu sebesar 86,6% siswa tuntas dan 13,3% siswa tidak tuntas. Sedangkan pada kelas kontrol yang diberikan perlakuan secara konvensional menunjukkan hasil posttest dimana 76,6% siswa tuntas dan 23,3% siswa tidak tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga, dalam penelitian dikatakan bahwa Pembelajaran Terpadu Model Shared Berbantu Media Pop-Up Book berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada kelas IV SDN Sukorejo 02 Semarang.
Hasil penelitian tersebut menggambarkan bahwa Pembelajaran Terpadu Model Shared dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Senada dengan penelitian tersebut, Mukhadis dalam Nikmah, Nuroso, & Reffiane (2019) mengatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar setelah menggunakan Pembelajaran Terpadu Model Shared yaitu (1) meningkatkan pemahaman dan penghayatan mahasiswa terhadap isi pembelajaran pada tingkat bermakna (2) meningkatkan ketrampilan mengidentifikasi, mencari, mengemas dan melaporkan hasil informasi yang relevan sebagai orientasi pembelajaran (3) meningkatkan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, menyenangkan dan menantang (4) mengembangkan sikap positif mahasiswa terhadap prakarsa dan tindak belajar, sikap mandiri, kreatif dan produktif.
Sesuai dengan pendapat tersebut, hasil penelitian terdahulu yang telah dijabarkan menunjukkan Pembelajaran Terpadu Model Shared yang diterapkan di sekolah dasar dengan memperhatikan keterpaduan konsep yang diajarkan. Kesamaan konsep yang diajarkan adalah yang tumpah tindih, atau saling beririsan. Ellis & Bond (2018), Shared digambarkan seperti teropong, dimana tempat dua disiplin ilmu disajikan bersama untuk difokuskan pada konsep yang sama, keterampilan atau sikap. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa Pembelajaran Terpadu Model Shared dapat digunakan di sekolah dasar.
KESIMPULAN
Pembelajaran Terpadu Model Shared memberikan pengaruh dalam belajar siswa. Pengaruh tersebut diantaranya berupa perubahan konsistensi konsep siswa, dari sebelumnya tidak tahu konsep menjadi tahu konsep yang benar. Selain itu, Pembelajaran Terpadu Model Shared dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan selama proses pembelajaran, meningkatkan pemahaman dan penghayatan mahasiswa terhadap isi pembelajaran pada tingkat bermakna, meningkatkan ketrampilan mengidentifikasi, mencari, mengemas dan melaporkan hasil informasi yang relevan sebagai orientasi pembelajaran, meningkatkan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, menyenangkan dan menantang, mengembangkan sikap positif mahasiswa terhadap prakarsa dan tindak belajar, sikap mandiri, kreatif dan produktif.

DAFTAR PUSTAKA
Amini, R., Padang, U. N., & Info, A. (2017). The Development Of Integrated Learning Based Students’. Unnes Science Education Journal, 6(2), 1586–1592.
Ekapti, R. F., & Ahied, M. (2016). KONSEPSI SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE. 147–154.
Elder, N., & Smyth, K. (1996). The Primary Program: Growing and Learning in the Heartland Integrated Curriculum. Selantic Scholar, 553–586. Retrieved from https://www.education.ne.gov/wp-content/uploads/2017/07/IC.pdf
Ellis, A. K., & Bond, J. B. (2018). Curriculum Integration. Research on Educational Innovations, 127–131. https://doi.org/10.4324/9781315617145-13
Fogarty, R. (1991). Ten Ways to Integrate Curriculum. Educational Leadership, 49(2), 61–65.
Hernawan, A. H., & Resmini, N. (2015). Konsep Dasar dan Model-model Pembelajaran Terpadu. In Pembelajaran Terpadu (Vol. 1, pp. 1–35). Retrieved from http://repository.ut.ac.id/4039/1/PDGK4205-M1.pdf)
Nikmah, S., Nuroso, H., & Reffiane, F. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Berbantu Media Pop- Up Book Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran, 2(2), 264. https://doi.org/10.23887/jp2.v2i2.17920
Nugraha, J., MS, Z., & Fuad, N. (2019). Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Pendekatan Saintifik Dengan Metode Problem Based Learning Di Kelas Iv Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan KALUNI. https://doi.org/10.30998/prokaluni.v2i0.37
Nurwatni, -, & Amini, R. (2019). The Effect of Integrated Model and Motivation Models on Learning Outcome of Students in Animal and Human Organ Order Material at Class V Elementary School/Paket A Program. 293(Nfeic 2018), 80–86. https://doi.org/10.2991/nfeic-18.2019.18
Saifudin, A., Darussalam, S., & Nganjuk, K. (2017). Penerapan Metode Pembelajararan Rote Learning di Pondok Pesantren Krempyang Nganjuk. Kamus Besar Bahasa IndonesiaJakarta: Bulan Bintang.
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!