PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL SHARED
DI SEKOLAH DASAR
Dr. Risda Amini, M.P1,
Abdika Alhakiki2
Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana,
Universitas Negeri
Padang
Abstrak
Pembelajaran terpadu dipandang sebagai sebuah
inovasi dari perubahan kurikulum yang sangat penting terutama bagi Sekolah
Dasar. Salah satu model dalam Pembelajaran Terpadu adalah Shared. Tujuan penulisan artikel ini ialah untuk mengetahui dampak
yang dari penerapan Pembelajaran Terpadu Model Shared di sekolah dasar. Metode
penelitian yang digunakan adalah literature
review dengan mengkaji dari penelitian terdahulu dan teori-teori relevan
yang dirangkum, dianalisis, dan ditarik kesimpulan. Hasil yang diperoleh yaitu
Pembelajaran Terpadu Model Shared memberikan pengaruh dalam belajar siswa berupa perubahan konsistensi konsep siswa, dari sebelumnya tidak tahu konsep
menjadi tahu konsep yang benar dan peningkatan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: pembelajaran terpadu,
model shared, sekolah dasar
Abstract
Integrated
learning is seen as an innovation from curriculum changes which is very
important especially for elementary schools. One of model in Integrated
Learning is Shared. The purpose of this article discussion is intended to study
the thoughts that apply the Integrated Learning Sharing Model in elementary
school. The research method used is a literature review by reviewing published
research and relevant theories summarized, analyzed, and drawn conclusions. The
results obtained are the Integrated Learning Sharing Model distributed
influence in student learning that involves changing student concepts, from not
knowing the concept to knowing the correct concept and improving student
learning outcomes.
Keywords: integrated learning, sharing model, elementary school
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu
hak yang dimiliki setiap warga Negara dan harus dipenuhi. Pendidikan merupakan
cerminan dari majunya suatu bangsa, dan merupakan suatu identitas kepribadian
bangsa (Saifudin et al., 2017). Seseorang yang menempuh pendidikan tidak hanya mendapatkan ilmu
pengetahuan saja, namun juga membentuk sebuah pola pikir yang maju serta
membentuk manusia yang berkarakter.
Penyelenggaraan pendidikan
di Indonesia saat ini menerapkan Kurikulum 2013. Amini (2017) mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis
kompetensi, berfokus pada pengembangan kompetensi tertentu, serta menekankan
pada kompetensi lulusan dengan karakter yang mulia, terampil, dan proses
pembelajaran yang terintegrasi atau terpadu. Pembelajaran terpadu memungkinkan
siswa untuk belajar secara holistic, tanpa terlihat jelas pemisahan subjek
pelajarannya (Elder & Smyth, 1996).
Hal ini sesuai dengan cara
belajar siswa sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan
mempelajari segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau yang dialaminya
sebagai suatu kesatuan yang utuh
(holistik), mereka tidak melihat semua itu secara parsial (terpisah-pisah). Namun,
ketika memasuki situasi belajar secara formal di bangku sekolah dasar, mereka
disuguhi oleh berbagai ilmu atau mata pelajaran yang terpisah satu sama lain sehingga mereka terkadang mengalami
kesulitan untuk memahami dan mengaitkan
setiap fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya. Hernawan & Resmini (2015) pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian berbagai mata
pelajaran tersebut menyebabkan kesulitan bagi setiap anak karena hanya akan
memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifisial atau pengalaman belajar
yang dibuat-buat.
Berdasarkan permasalahan
tersebut, Pendidikan di Indonesia melakukan inovasi dengan mengubah penyajian
pembelajaran yang mulanya dilakukan secara terpisah menjadi pembelajaran yang
terpadu. Pembelajaran terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami
masalah yang kompleks yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang
utuh. Dengan pembelajaran terpadu siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan menggunakan informasi yang ada di
sekitarnya secara bermakna (Hernawan & Resmini, 2015). Salah satu model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan ialah
Model Shared (Fogarty, 1991).
Priscylio & Anwar (2019) mengemukakan Pembelajaran
Terpadu Model Shared merupakan
gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan
di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep,
keterampilan serta sikap. Topik dan unit dari dua disiplin terkait menawarkan
kemungkinan integrasi yang kaya dengan mengidentifikasi konsep dasar,
keterampilan, dan sikap yang tumpang tindih. Misalnya, IPA dan Bahasa
Indonesia. Fogarty (1991) menyatakan karakteristik Pembelajaran Terpadu Model Shared yaitu menggabungkan dua mata
pelajaran, memiliki konsep, sikap dan keterampilan yang sama, serta menggunakan
konsep tumpang tindih. Model ini banyak digunakan pada pembelajaran studi
sosial masyarakat dan medis. Namun, dapat pula diterapkan dalam pembelajaran di
sekolah terutama di sekolah dasar. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan
dibahas mengenai penerapan Pembelajaran Terpadu Model Shared di sekolah dasar.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan
artikel ini adalah literature review
atau tinjauan pustaka. Hal-hal yang dilakukan ialah mengevaluasi dan mengkaji
dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai Pembelajaran
Terpadu Model Shared di sekolah dasar disertai dengan teori-teori yang mendukung
untuk dirangkum dan dianalisis hingga ditarik kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran terpadu dipandang sebagai sebuah
inovasi dari kurikulum yang sangat penting terutama bagi Sekolah Dasar.
Sebagaimana dikemukakan Government of
Ireland dalam (Ellis & Bond, 2018)
“For the young child, the
distinctions between subjects are not relevant: what is more important is that
he or she experiences a coherent learning process that accommodates a variety
of elements. It is important, therefore, to make connections between learning
in different subjects. As they mature, integration gives children’s learning a
broader and richer perspective, emphasises the interconnectedness of knowledge
and ideas and reinforces the learning process.”
Pernyataan tersebut
mengartikan bahwa pada dasarnya pembelajaran terpadu sangat baik untuk
diterapkan dalam pendidikan sekolah dasar. Perbedaan antar mata pelajaran
bukanlah suatu yang penting melainkan proses belajar yang koheren dan
mengaitkan atau mengoneksikan berbagai elemen di berbagai mata pelajaran
sebagai suatu yang utuh (Nugraha et al., 2019). Sehingga ketika dewasa, mereka dapat belajar dalam perspektif
yang lebih luas dan lebih kaya ilmu serta mampu mengaitkan pengetahuan dan ide
sekaligus memperkuat proses pembelajaran.
Mulai tahun 2013 pemerintah
menerapkan kurikulum baru sebagai penyempurnaan kurikulum KTSP pada tahun 2006.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik terintegrasi (Nurwatni & Amini, 2019). Salah satu model pembelajaran terpadu yang sering digunakan adalah Shared. Fogarty (1991) menyatakan bahwa Pembelajaran
Terpadu Model Shared merupakan
gabungan dari dua mata pelajaran yang berbeda dengan melihat konsep, sikap dan
keterampilan yang sama. Sehingga dengan penggabungan kedua mata pelajaran
tersebut diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang utuh serta kebermaknaan
dalam pembelajaran dan adanya saling keterhubungan dari satu konsep dengan
konsep yang lain.
Sebagaimana penelitian yang
dilakukan oleh Ekapti & Ahied (2016), setelah dilakukan proses Pembelajaran Terpadu Model Shared pada pelajaran IPA menggunakan
metode weak experiment dengan The One Group Pretest-Posttest Design, tanpa
kelas kontrol. Treatment yang diberikan
ialah dengan mengaitkan dua buah konsep yang saling berisan yaitu konsep
tekanan pada fisika dan konsep tekanan pada biologi. Kedua konsep ini memiliki
keterpaduan yang dapat disajikan langsung dalam kegiatan pembelajaran. Langkah
yang digunakan ialah 1) pemberian rangsangan/stimulasi, 2)
pernyataan atau identifikasi
masalah, 3) pengumpulan data, 4) pengolahan data, 5) pembuktian, 6) menarik
kesimpulan atau generalisasi.
Hasil yang diperoleh ialah perubahan
konsistensi konsep siswa, dari sebelumnya tidak tahu konsep menjadi tahu konsep
yang benar. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya rerata hasil
konsepsi siswa yang awalnya hanya sebesar 20,05% pada pretest menjadi 66,01% pada posttest.
Selain itu, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan perubahan tertinggi yaitu
pada sub konsep percobaan-percobaan yang menjelaskan hukum-hukum pada konsep
tekanan baik pada zat padat, zat cair, maupun zat gas yaitu sebesar 58,59%. Selain
itu, secara keseluruhan siswa dapat dikatakan mengalami perubahan yang
signifikan untuk semua subkonsep setelah dilakukan pembelajaran terpadu tipe
shared dilihat dari nilai πΏπ melalui Uji Mcnemar. Berdasarkan
penjelasan tersebut dan sesuai dengan hasil perhitungan πΏπ dapat diketahui bahwa siswa dalam kelas tersebut mengalami perubahan
konsistensi konsep tekanan sebelum dan sesudah perlakuan, sesuai dengan hasil
perhitungan uji McNemar (31.14) > (5,02) pada tabel dengan taraf kepercayaan
Ξ± = 0,05.
Penelitian
lain dilakukan oleh Nikmah, Nuroso, &
Reffiane (2019)
dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Berbantu Media Pop- Up Book Terhadap Hasil Belajar
dengan membandingkan hasil dari kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 2 hari pada kelas kontrol dan 2
hari pada kelas eksperimen pada tema 8 materi Daerah Tempat Tinggalku yang
masing masing kelas mendapatkan 2 kali pembelajaran. Hasil yang diperoleh yaitu
Pembelajaran Terpadu Model Shared berbantu Media Pop-Up Book berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada kelas IV
SDN Sukorejo 02 Semarang. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest lebih tinggi dari pada nilai pretest yaitu setelah diberi perlakuan
menggunakan model pembelajaran tipe shared, selain itu diperkuat dengan hasil
perhitungan uji t diperoleh thitung untuk hasil belajar sebesar 2,135 dan
ttabel sebesar 1,711 karena thitung (2,135) > ttabel (1,711) maka hal ini
menunjukkan bahwa uji t hasil belajar signifikan.
Hasil
dari pretest pada penelitian ini ditunjukkan dengan diagram berikut.
Gambar 1 Jumlah Ketuntasan
Gambar
1 menunjukkan bahwa pada pretest
kelas kontrol sebesar 13,3 % siswa tuntas dan 86,6 % siswa tidak tuntas.
Diiringi dengan pretest kelas
ekperimen dimana sebesar 10% siswa tuntas dan 90% siswa tidak tuntas. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa perbedaan pretest
kedua kelas tidak terlalu jauh. Kemudian setelah diberikan perlakuan (treatment) pada kelas eksperimen
menggunakan Pembelajaran Terpadu Model Shared
berbantu Media Pop-Up Book hasil posttest yang diperoleh yaitu sebesar
86,6% siswa tuntas dan 13,3% siswa tidak tuntas. Sedangkan pada kelas kontrol
yang diberikan perlakuan secara konvensional menunjukkan hasil posttest dimana 76,6% siswa tuntas dan
23,3% siswa tidak tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil
belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga, dalam
penelitian dikatakan bahwa Pembelajaran Terpadu Model Shared Berbantu Media Pop-Up Book
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada kelas IV SDN Sukorejo 02
Semarang.
Hasil penelitian tersebut
menggambarkan bahwa Pembelajaran Terpadu Model Shared dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Senada dengan
penelitian tersebut, Mukhadis dalam Nikmah, Nuroso, & Reffiane (2019) mengatakan
bahwa ada peningkatan hasil belajar setelah menggunakan Pembelajaran Terpadu
Model Shared yaitu (1) meningkatkan
pemahaman dan penghayatan mahasiswa terhadap isi pembelajaran pada tingkat
bermakna (2) meningkatkan ketrampilan mengidentifikasi, mencari, mengemas dan
melaporkan hasil informasi yang relevan sebagai orientasi pembelajaran (3) meningkatkan
pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, menyenangkan dan menantang (4) mengembangkan
sikap positif mahasiswa terhadap prakarsa dan tindak belajar, sikap mandiri,
kreatif dan produktif.
Sesuai dengan pendapat tersebut, hasil penelitian terdahulu yang telah dijabarkan
menunjukkan Pembelajaran Terpadu Model Shared
yang diterapkan di sekolah dasar dengan memperhatikan keterpaduan konsep yang
diajarkan. Kesamaan konsep yang diajarkan adalah yang tumpah tindih, atau
saling beririsan. Ellis & Bond (2018), Shared digambarkan seperti
teropong, dimana tempat dua disiplin ilmu disajikan bersama untuk difokuskan
pada konsep yang sama, keterampilan atau sikap. Hasil
penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa Pembelajaran Terpadu Model Shared dapat
digunakan di sekolah dasar.
KESIMPULAN
Pembelajaran
Terpadu Model Shared memberikan
pengaruh dalam belajar siswa. Pengaruh tersebut diantaranya berupa perubahan konsistensi konsep siswa, dari sebelumnya tidak tahu konsep
menjadi tahu konsep yang benar. Selain itu, Pembelajaran Terpadu Model Shared dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa, dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan
perlakuan selama proses pembelajaran, meningkatkan pemahaman dan penghayatan
mahasiswa terhadap isi pembelajaran pada tingkat bermakna, meningkatkan
ketrampilan mengidentifikasi, mencari, mengemas dan melaporkan hasil informasi
yang relevan sebagai orientasi pembelajaran, meningkatkan pembelajaran aktif,
kreatif, inovatif, menyenangkan dan menantang, mengembangkan sikap positif
mahasiswa terhadap prakarsa dan tindak belajar, sikap mandiri, kreatif dan
produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Amini, R., Padang, U. N., & Info, A. (2017). The Development Of
Integrated Learning Based Students’. Unnes Science Education Journal, 6(2),
1586–1592.
Ekapti, R. F., & Ahied, M. (2016). KONSEPSI SISWA SMP
DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE. 147–154.
Elder, N., & Smyth, K. (1996). The Primary Program:
Growing and Learning in the Heartland Integrated Curriculum. Selantic
Scholar, 553–586. Retrieved from
https://www.education.ne.gov/wp-content/uploads/2017/07/IC.pdf
Ellis, A. K., & Bond, J. B. (2018). Curriculum
Integration. Research on Educational Innovations, 127–131.
https://doi.org/10.4324/9781315617145-13
Fogarty, R. (1991). Ten Ways to Integrate Curriculum. Educational
Leadership, 49(2), 61–65.
Hernawan, A. H., & Resmini, N. (2015). Konsep Dasar dan
Model-model Pembelajaran Terpadu. In Pembelajaran Terpadu (Vol. 1, pp.
1–35). Retrieved from http://repository.ut.ac.id/4039/1/PDGK4205-M1.pdf)
Nikmah, S., Nuroso, H., & Reffiane, F. (2019). Pengaruh
Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Berbantu Media Pop- Up Book Terhadap
Hasil Belajar. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran, 2(2), 264.
https://doi.org/10.23887/jp2.v2i2.17920
Nugraha, J., MS, Z., &
Fuad, N. (2019). Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Pendekatan
Saintifik Dengan Metode Problem Based Learning Di Kelas Iv Sekolah Dasar. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan KALUNI.
https://doi.org/10.30998/prokaluni.v2i0.37
Nurwatni, -, & Amini, R. (2019). The Effect of
Integrated Model and Motivation Models on Learning Outcome of Students in
Animal and Human Organ Order Material at Class V Elementary School/Paket A
Program. 293(Nfeic 2018), 80–86.
https://doi.org/10.2991/nfeic-18.2019.18
Saifudin, A., Darussalam, S.,
& Nganjuk, K. (2017). Penerapan Metode Pembelajararan Rote Learning di
Pondok Pesantren Krempyang Nganjuk. Kamus Besar Bahasa IndonesiaJakarta:
Bulan Bintang.